ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANEMIA

Rabu, 17 Agustus 2011


*      KASUS :
Ny. Ani 25 tahun post partum mengalami pendarahan hebat 1000 cc, wajah pucat , lemah, TTV ND: 100x /menit , TD:100/80  MmHg , RR: 20x /menit ,dada berdebar,Ny  ani membutukan perawatan khusus yang sesuai dengan keluhan berdasarkan asuhan kep yg diberikan . Pd ny ani yang mengalami anemia.
*      PENGERTIAN :
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah
ü  Nilai normal dari hasil pemeriksaan laboratorium
ž  Eritrosit :  3,6-5,0 juta/mm³ (perempuan)
                                     4,2-5,5 juta/mm³ (laki”)
ž  Leukosit               :   3.500-10.000/mm³
ž  Hemoglobin        :   12-15 g/dL (perempuan)
                                                                     14-16,5 g/dL (laki”)
ž  Trombosit            : 150.000-350.000/mm³


Ket :
ü  Umur eritrosit ± 120 hari dan pendewasaan sel berlangsung sekitar 7 hari.
Fungsi : membawa oksigen dari paru kejaringan.
ü  Umur hemoglobin :
Fungsi : pembentukan zat warna darah.
ü  Umur leukosit :
Fungsi :Melindungi tubuh terhadap infasi bakteri atau benda asing lainnya
ü  Umur trombosit:
Fungsi : untuk mengontrol terjadinya pendarahan (pembentukan benang fimbrin untuk proses pembekuan darah)

*      JENIS JENIS ANEMIA :

ž  Anemia Aplastik
Suatu gangguan sel sel induk di sumsum tulang dapat menimbulkan kematian
ž  Anemia Difesiensi Besi
Keadaan di mana kandungan besi tubuh total turun di bawah tingkat normal
ž  Anemia pada penyakit ginjal kronis
Anemia ini di sebabkan oleh menurunya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritropoetin
ž  Anemia megaloblastik
Sering di sebabkan oleh difisiensi vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan sintesis DNA tergangu
ž  Anemia hemolitik
Eritrosit memiliki rentang usia yang memendek
ž  Anemia sel sabit
Salah satu dari hemoglobin sekunder karena kelainan hemoglobin


*      ETIOLOGI :

ž  Pada dasarnya anemia terjadi karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
ž  Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)
ž  Proses pengacuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)

Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab anemia antara lain sebagai berikut:
ü  Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun:cacingan.
ü  Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
ü  Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie,dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
ü  Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).

*      TANDA DAN GEJALA
-          5L (Lima) :
§  Letih
§  Lemah
§  Lesu
§  Lemas
§  Lunglai 

-          Tanda-tanda umum anemia :
§  Pucat,
§  Tacicardi,
§  Bising sistolik anorganik,
§  Bising karotis,
§  Pembesaran jantung.

*      GEJALA
Gejala –gejala  yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi . Anemia bisa menyebabkan kelelahan , kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, maka dapat  menyebabkan stroke atau serangan jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
*      PENGKAJIAN

v  Keluhan Utama :
q    Wajah pucat, lemah, mengalami pendarahan    
      hebat kurang lebih 1000 cc.
q    TTV:             TD = 100/80 mmHg
                                Nadi= 100 x/menit
                                RR= 20 x/menit
v  RP D (Riwayat Penyakit Dahulu) :
Riwayat Penyakit Dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian pertanyaan, meliputi :
1.       Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia
2.       Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka  lama
3.       Apakah pernh menderita penyakit malaria
4.       Apakah pernah mengalami pembesaran limfe
5.       Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukimia dan multipel mieloma
6.       Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik ; dan penyinaran dengan radiasi
7.       Apakah pernah menderita penyakit menahun yang mengakibatkan ginjal dan hati
8.       Apak pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
9.       Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin yang penting, seperti ; vit B12, asam folat, vit C dan besi

                                                                                                               

v  RPS (Riwayat Penyakit Sekarang) :

Penurunan kadar eritrosit dan Hb dalam darah yaitu dengan adanya kelemahan fisik, pusing  dan sakit kepala, gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, sesak napas serta kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok.
v  Psikososial :
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri. Interaksi sosial: stress karena keluarga, pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping dengan stressor yang ada.
v  Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum klien pucat. Ini umumnya diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya         Hb, dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman oksigen ke organ2 vital.
ü  MELIPUTI :
ž  B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan pernafasan), napas pendek, dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
ž  B2 (bleeding)
takikardi dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan serta membran mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada), khususunya pada klien usia lanjut dg stenosis koroner (penyempitan pembuluh darah koroner) dapat di akibatkan karena iskemiamiokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan O2 tidak dapat menyesuaikan diri dg beban kerja jantung yang meningkat.
ž  B3 (brain)
Disfungsi neorologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus (telinga berdengung)
ž  B4 (bladder)
                 Gangguan ginjal, penurunan produksi urin
ž  B5 (bowel)
Penurunan intake nutrisi di sebabakan karena anoreksia, nausia, konstipasi atau diare. Serta stomatitis (sariawan lidah dan mulut)

ž  B6 (bone)
Kelemahan dalam melakukan aktifitas

ü  11 Pola :
1)      Aktivitas / istirahat
§  Gejala       : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan  semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
§  Tanda       : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan
2)      Sirkulasi
§  Gejala       : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI  kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
§  Tanda : TD           : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi  melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
§  kuku          : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut :         kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3)      Integritas ego
§  Gejala       : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
§  Tanda                   : depresi.
4)      Eleminasi
§  Gejala        : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).  Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.
§  Tanda       : distensi abdomen.

5)      Makanan/cairan
§  Gejala       :           penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk  sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
§  Tanda       : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan   vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat.
§  Turgor kulit  : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis  (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6)      Neurosensori
§  Gejala       :           sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
§  Tanda       :           peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
§  Oftalmik    :           hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7)      Nyeri/kenyamanan
§  Gejala       :           nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8)      Pernapasan
§  Gejala       :           riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan  aktivitas.
§  Tanda       :           takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9)      Keamanan
§  Gejala       :  riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.  Riwayat terpajan pada radiasi; baik Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
§  Rasional  :           meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan    oksigenasi untuk kebutuhan seluler.
§  Catatan  :  kontraindikasi bila ada hipotensi. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
§  Rasional  : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena  regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
§  Rasional :  iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer.
§  Rasional  :  termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen. Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi
§  Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
§  Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

10)   Seksualitas
§  Gejala : perubahan aliran menstruas, misal menoragia atau amenore (DB).  Hilang libido (pria dan wanita) Impoten
§  Tanda : serviks dan dinding vagina pucat

11)   Penyuluhan/Pembelajaran
§  Gejala : Kecenderungan keluarga untuk anemia.Penggunaan antikonvulsan masa lalu/saat ini, antibiotik, agen kemoterapi (gagal sumsum tulang), aspirin,obat antiinflamasi,atau antikoagulan.Penggunaan alkohol kronis.Adanya/ berulangnya episode perdarahan  aktif.
§  Riwayat penyakit hati dan ginjal.Pembedahan sebelumnya, misal,,splenektomi; eksisi tumor; penggantian katup prostetik; eksisi bedah duodenum atau reseksi gaster. Riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka atau perdarahan; infeksi kronis,penyakit granulomatus kronis atau kanker (sekunder anemia).


*      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Aktual/ resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan respons peningkatan frekuensi pernafasan
2.        Aktual/resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan intake, mual dan anoreksia (penurunan nafsu makan).
3.       Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curang jantung.
*      INTERVENSI
Aktual/ resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan respons peningkatan frekuensi pernafasan

Tujuan : dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.
KH : klien tidak sesak nafas respirasi dalm batas normal 15- 20 x/menit respon batuk berkurang.

INTERVENSI
RASIONAL
Auskultasi bunyi napas

Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung
Kaji adanya edema

Curiga gagal kongesti atau kelebihan volume cairan

Ukur intake dan output

Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium atau air dan penurunan pengeluaran urine

Timbang berat badan

Perubahan tiba-tiba dari BB menunjukkan g3 keseimbangan cairan

Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung

Kolaborasi
  •  berikan diet tanpa garam




  •  berikan diuretik, contoh furosemide, sprinolakton, hidronolakton



  •  pantau data laboratorium elektrolit kalium.


  • natrium meningkatkan retensi cairan dan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebuthan miokardium.
  •  diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan dijaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru
  •  hipokalemia dapat membatasi ke efektifan terapi 


Aktual/resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan penurunan intake, mual dan anoreksia.

Tujuan : dalam waktu 3x24 jam terdapat peningkatan dalam pemunuhan nutrisi.
KH : klien secara subjektif termotivasi untuk melakukan pemenuhan nutrisi sesuai anjuran, klien dan keluarga ttg asupan nutrisi yang tepat pada klien, asupan meningkat pada porsi makan yang disediakan.

INTERVENSI
RASIONAL
Jelaskan ttg manfaat makan bila dikaitkan dengan kondisi klien saat ini.

Dengan pemahaman klien akan lebih kooperatif mengikuti aturan

Lanjutkan agar klien memakan-makanan yang disediakan di RS

Untuk menghindari makanan yang justru dapat mengganggu proses penyembuhan klien

Beri makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil setra diet tinggi kalori, tinggi protein

Untuk meningkatkan selera dan mencegah mual, mempercepat perbaikan kondisi serta mengurangi beban kerja jantung

Libatkan keluarga pasien dalam pemenuhan nutrisi tambahan yang tidak bertentangan dengan penyakitnya.

Klien kadang kala mempunyai selera makan yang sudah terbiasa sejak dirumah. Dengan bantuan keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan tidak bertentangan dengan pola diet akan meningkatkan pola nutrisi

Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta sebelum dan sesudah intervensi atau pemerikasaan per oral

Hygiene oral yang baik akan meningkatkan nafsu makan klien

Beri motivasi dan dukungan psikologis
Meningkatkan secara psikologis


Kolaborasi:
  •  dengan nutrisi ttg pemenuhan diet klien
  •  pemberian multivitamin


  • meningkatkan pemenuhan sesuai dengan kondisi klien
  •  memenuhi asupan vitamin yang kurang dari penurunan asupan nutrisi secara umum dan perbaiki daya tahan


Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curang jantung.

Tujuan: aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas.
KH : klien menunjukkan kemampuan  beraktivitas tanpa gejal-gejala yang berat, terutama mobilisasi tempat tidur

INTERVENSI
RASIONAL
Catat frekuensi dan irama jantung serta perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas.

Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium.

Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikn aktivitas senggang yang tidak berat

Menurunkan kerja miokardium/konsumsi oksige
Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misal: mengejan saat defekasi
Dengan mengejan dapat mengakibatkan takikardia serta peningkatan tekanan darah.

Jelaskan pola peningkatan bertaahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.

Pertahankan klien tirah baring sementara sakit.

Untuk mengurangi beban jantung.

Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis.

Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran vena balik.

Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.

Untk mengetahui fungsi jantung bila dikaitkan dengan aktivitas

Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas.

Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi napas, serta keluhan subjektif.

Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.


*      IMPLEMENTASI
Aktual/ resiko tinggi pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan respons peningkatan frekuensi pernafasan

Tujuan : dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas.
KH : klien tidak sesak nafas respirasi dalm batas normal 15- 20 x/menit respon batuk berkurang.

IMPLEMENTASI
RASIONAL
Mengauskultasi bunyi napas

Indikasi edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung
engkMaji adanya edema

Curiga gagal kongesti atau kelebihan volume cairan

Mengukur intake dan output

Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium atau air dan penurunan pengeluaran urine

Menimbang berat badan

Perubahan tiba-tiba dari BB menunjukkan g3 keseimbangan cairan

Mempertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung

Kolaborasi
  • Memberikan diet tanpa garam




  •  Memberikan diuretik, contoh furosemide, sprinolakton, hidronolakton



  •  Memantau data laboratorium elektrolit kalium.


  • natrium meningkatkan retensi cairan dan volume plasma yang berdampak terhadap peningkatan beban kerja jantung dan akan meningkatkan kebuthan miokardium.
  •  diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan dijaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru
  •  hipokalemia dapat membatasi ke efektifan terapi 



Aktual/resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
yang berhubungan dengan penurunan intake, mual dan anoreksia.

Tujuan : dalam waktu 3x24 jam terdapat peningkatan dalam pemunuhan nutrisi.
KH : klien secara subjektif termotivasi untuk melakukan pemenuhan nutrisi sesuai anjuran, klien dan keluarga ttg asupan nutrisi yang tepat pada klien, asupan meningkat pada porsi makan yang disediakan.

IMPLEMENTASI
RASIONAL
Menjelaskan ttg manfaat makan bila dikaitkan dengan kondisi klien saat ini.

Dengan pemahaman klien akan lebih kooperatif mengikuti aturan

Melanjutkan agar klien memakan-makanan yang disediakan di RS

Untuk menghindari makanan yang justru dapat mengganggu proses penyembuhan klien

Memberi makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil setra diet tinggi kalori, tinggi protein

Untuk meningkatkan selera dan mencegah mual, mempercepat perbaikan kondisi serta mengurangi beban kerja jantung

Melibatkan keluarga pasien dalam pemenuhan nutrisi tambahan yang tidak bertentangan dengan penyakitnya.

Klien kadang kala mempunyai selera makan yang sudah terbiasa sejak dirumah. Dengan bantuan keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan tidak bertentangan dengan pola diet akan meningkatkan pola nutrisi

Melakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta sebelum dan sesudah intervensi atau pemerikasaan per oral

Hygiene oral yang baik akan meningkatkan nafsu makan klien

Memberi motivasi dan dukungan psikologis
Meningkatkan secara psikologis


Kolaborasi:
  •  dengan nutrisi ttg pemenuhan diet klien
  •  pemberian multivitamin


  • meningkatkan pemenuhan sesuai dengan kondisi klien
  •  memenuhi asupan vitamin yang kurang dari penurunan asupan nutrisi secara umum dan perbaiki daya tahan



Aktual/resiko tinggi intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 ke jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curang jantung.

Tujuan: aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas.
KH : klien menunjukkan kemampuan  beraktivitas tanpa gejal-gejala yang berat, terutama mobilisasi tempat tidur

IMPLEMENTASI
RASIONAL
Mencatat frekuensi dan irama jantung serta perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas.

Respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium.

Meningkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan berikn aktivitas senggang yang tidak berat

Menurunkan kerja miokardium/konsumsi oksige
Menganjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misal: mengejan saat defekasi
Dengan mengejan dapat mengakibatkan takikardia serta peningkatan tekanan darah.

Menjelaskan pola peningkatan bertaahap dari tingkat aktivitas. Contoh: bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.

Mempertahankan klien tirah baring sementara sakit.

Untuk mengurangi beban jantung.

Mempertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis.

Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran vena balik.

Mengevaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.

Untk mengetahui fungsi jantung bila dikaitkan dengan aktivitas

Memberikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas.

Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

Selama aktivitas mengkaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi napas, serta keluhan subjektif.

Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.



*      EVALUASI
1.       Terhindar dari resiko perfusi perifer
2.       Bebas dari nyeri
3.       Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4.       Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi
5.       Menunjukkan penurunan kecemasan
§  Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
§  Mematuhi semua aturan medis
§  Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya
berubah



                           
           
 

0 komentar:

Posting Komentar